“Pada hari Ahad malam Senin, tanggal 08 Agustus 1976 Abi
KH. Achmad Siddiq Jember menjelaskan masalah FIDA’”
Beliau cerita (dalam Acara Pengamalan Rutin Aurod
DZIKRUL GHOFILIN) di Musholla PPI. As Shiddiqi Putera Jember, bahwa ada tamu sebelum acara HAUL KHM. SHIDDIQ.
Tamu tersebut membawa sapi ingin berpartisipasi pada
acara HAUL, lalu si tamu tanya enaknya sapi ini diniati apa?
Abi KH. Achmad Siddiq menjawab:kalau sampeyan mau qurban ya tunggu IDUL ADHHA, kalau mau AQIQAH
ya baik asal ada yang mau diaqiqahi, tapi kalau tidak mau satu niat diantara dua
ini, maka saya USUL:
Diniati FIDA’ saja, FIDA’ ini nebus….. lha jawaban
saya ini diutarakan pada KH. Abd. Chamid Pasuruan dan beliau menjawab BETUL itu, malah beliau dawuh
FIDA’ itu lebih besar dan lebih baik daripada Qurban dan Aqiqah.
Sebab begini FIDA’ itu NEBUS… dawuh kyai Chamid :
Orang itu terutama yang ahli bekerja atau berbisnis, kalau kepingin
memberrsihkan hartanya (yang akan dikonsumsi tiap harinya) yaaa maklum orang bekerja / berbisnis itu
tentunya ada yang keliru, kurang jelas hukumnya, atau setengah menipu, ini ….
CARANYA kalau ingin membersihkan harta tersebut yaa mengeluarkan FIDA’.
Oleh karenanya (dawuhnya Kyai Hamid masih saya ingat
betul) tapi ini untuk yang setuju, yang tidak setuju, tidak usah mendengarkan saja, yang
setuju yaaa dengarkan saya mau bicara.
TIAP TAHUN, jangan sampai tidak berFIDA’, FIDA’ itu
apa… FIDA’ itu MENEBUS, apa MENEBUS harta yang didapat atau MENEBUS kekurangan
kita dalam BERIBADAH, barangkali kita dalam BERIBADAH selama setahun kurang
sempurna.
Ada lagi yang lebih penting, yaitu untuk MEMUTUS KELAKUAN
(apa yang telah dilakukan orang tua) yang TIDAK BENAR, barang kali ada orang
tua kita yang memiliki kelakuan- kelakuan yang tidak benar, ini kalau anaknya
atau cucunya mau mengeluarkan FIDA’ ini bisa MEMUTUS, memutus kejelekan
(dosa?) dari orang tua kita……
Imam Al Ghazali berkata :
وَطُوْبَى لِمَنْ إِذَا مَاتَ مَاتَتْ
مَعَهُ ذُنُوْبُهُ
Duh… sangat beruntung seseorang yang bila dirinya
mati, terus DOSANYA IKUT MATI PULA.
وَالْوَيْلُ الطَّوِيْلُ لِمَنْ
يَمُوْتُ وَتَبْقَى ذُنُوْبُهُ مِائَةَ سَنَةٍ وَمِائَتَيْ سَنَةٍ أَوْ أَكْثَرُ
يُعَذِّبُ بِهَا فِيْ قَبْرِهِ وَيُسْئَلُ عَنْهَا إِلَى آخِرِ اِنْقِرَاضِهَا.
Namun celaka bagi siapa yang mati akan tetapi dosanya
tetap hidup hingga seratus atau duaratus tahun, dia disiksa dan terus dimintai
pertanggungjawaban atas dosa-dosanya itu sampai hari kiamat kelak” (Ihya’
‘Ulumuddin; 2/74)
Allah swt. Berfiraman :
وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟
وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan
Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata
(Lauh Mahfuzh). QS, Yasin 12
FIDA’ itu, juga memotong dosa yg berkelanjutan yaitu
bila kita mencontohkan perbuatan yg tergolong dosa kemudian ditiru oleh orang
lain... nah selama proses peniruan itu berlanjut maka selama itu pula kita
dapat kiriman dosa. Dengan FIDA’' itu maka keberlanjutan dosa itu dipotong dan
diputus...
FIDA’ juga berfungsi menghapus dosa hutang dan lain-lain yang terlupakan...
FIDA’ itu boleh berupa apa saja, tapi berupa sapi atau
kambing lebih baik.
FIDA’' adalah pemberian (shadaqah) berupa apa saja.
Untuk
Keterangan Lebih Jelas dan Lengkap Klik disini:
atau ini :
(maaf ini
berbahsa Madura)
No comments:
Post a Comment